Kali ini saya akan membahas apa
itu Penalaran, Proposisi, Inferensi
& Implikasi, Wujud Evidensi ,Cara Menguji Data ,Cara Menguji Fakta, Cara
Menilai Autoritas. Penalaran, apakah anda
sering mendengar kata nalar? Dan apakah anda tahu nalar itu apa? Pada saat
bangku sekolah dulu, saya ingat pada saat jam pelajaran matematika, guru saya
bilang “jangan dihafalin, tapi di nalarin”, dari situ saya bingung, apa itu
nalar. Mulai dari situ saya mulai mencari apa itu nalar. Nah sekarang saya akan
menjabarkan pendapat-pendapat dari para ahli dan dari sumber lainya. Selamat membaca
J
Penalaran
Dari wikipedia, Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
proposisi (pernyataan berupa kalimat penuh dan bernilai
benar / salah) yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi.
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Definisi Penalaran Menurut Para Ahli
Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses
berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju
kepada suatu kesimpulan.
Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan
suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk
sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan
lain yang telah diketahui.
Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah
suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa
pengetahuan.
jadi menurut
saya penalaran adalah suatu proses berfikir untuk mendapatkan suatu kesimpulan
dari data-data yang ada.
Penalaran terbagi menjadi 3 yaitu, Proposisi, Implikasi dan
Inferensi.
1. Proposisi
Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan
mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari
kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat
mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama. Berdasarkan dari
kriteria proposisi terbagi menjadi 4 yaitu, bentuk, sifat, kualitas, dan
kuantitas.
Berdasarkan
Bentuk
Berdasarkan
bentuknya, proposisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Proposisi Tunggal
Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Contohnya :
-
Premis 1 : Semua
makhluk hidup membutuhkan oksigen
-
Premis 2 : Aldo
bernafas menggunakan paru-parunya
-
Kesimpulan :
Aldo membutuhkan oksigen.
Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contohnya :
-
Premis 1 :
Semua orang yang ingin hidup mapan maka harus rajin belajar dan bekerja yang tekun
-
Premis 2 :
Saya ingin hidup mapan
-
Kesimpulan :
Saya harus rajin belajar dan bekerja yang tekun
Berdasarkan
sifatnya, proposisi
juga terbagi menjadi dua jenis, di antaranya :
Proposisi Kategorial
Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apa pun.
Contohnya :
-
Semua singa adalah
omnivora.
Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional adalah kebalikan dari proposisi kategorial, yaitu proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya memerlukan syarat tertentu. Proposisi kondisional dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
Proposisi Kondisional Disjungtif
Proposisi kondisional disjungtif adalah proposisi yang mengandung dua pilihan.
Contohnya :
-
Dia seorang
Pramugara atau Pilot?.
Proposisi Kondisional Hipotesis
Proporsisi kondisional hipotesis adalah proposisi yang mengandung hubungan sebab dan akibat.
Contohnya :
-
Andai aku polisi
aku akan berantas para pem-begal.
Berdasarkan
kualitasnya, proposisi
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Proposisi Positif/Affirmative
Proposisi positif/affirmative adalah proposisi yang memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contohnya :
-
Semua
mahasiswa yang bernilai E akan mengulang mata kuliah.
Proposisi Negatif
Proposisi negatif adalah kebalikan dari proposisi positif,
yaitu proposisi yang tidak memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contohnya :
-
Semua
pegawai pajak adalah markus
Berdasarkan
kuantitasnya, proposisi
juga terbagi ke dalam dua jenis, antara lain :
Proposisi Umum
Proposisi
umum adalah proposisi yang biasanya diawali dengan kata ’semua’, ‘tidak satu
pun’,’seluruh’.
Contohnya :
-
Seluruh manusia
pasti dilahirkan.
Proposisi
Khusus/Spesifik
Proposisi khusus/spesifik adalah proposisi yang biasanya diawali dengan kata ’sebagian’.
Contohnya :
-
Sebagian buku
koleksi saya adalah komik.
2. Implikasi
Implikasi
diwujudkan dengan pernyataan “jika-maka” atau juga “if-then“. Implikasi
adalah suatu pernyataan logika yang hanya akan bernilai salah ketika
sebab bernilai benar DAN akibat bernilai salah. Untuk lebih
jelasnya kita lihat tabel kebenaran berikut:
Tetapi kita
harus ingat kalau “jika A maka B” tidak sama dengan “jika B maka A” karena alur
implikasi hanyalah berjalan satu arah saja.
Contoh:
“Jika lampu
merah menyala maka kendaraan bermotor akan berhenti”
kalimat
diatas tidak akan sama dengan :
“Jika
kendaraan bermotor berhenti maka lampu merah menyala”
3. Inferensi
Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus
dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang
ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis
(pembicara).
Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri
oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang
sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran
pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja
kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali.
Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat
inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh
pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat
pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis.
Pendengar atau pembaca dituntut untuk mampu memahami
informasi (maksud) pembicara atau penulis. Inferensi terbagi menjadi 2,
diantaranya Inferensi langsung dan Inferensi tidak langsung.
Inferensi Langsung
Inferensi yang
kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk
penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari
premisnya.
Contoh:
-
“Bu, besok
temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju
baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka
inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun
temanya.
2. Inferensi
Tidak Langsung
Inferensi
yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk
sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Wujud
Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang di
hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan
hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu
fenomena.
Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan
tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti,
meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di
gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan
pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta
itu siap di gunakan sebagai evidensi.
Cara
pengujian evidensi ada tiga (3) yaitu:
1. Cara menguji data
Data dan
informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu
perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang
merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini
beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
(- Observasi, - Kesaksian,
- Autoritas)
2. Cara Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh
itu merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian
tersebut merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa
semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat
kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar
meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.
1.
Konsistensi
Adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus
dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah
di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten
salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu
prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
2
Koherensi
Adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang
jelas antar ide-ide, membuat hubungan yang jelas antar kalimat dari
sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah
para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta
pengembangan materinya harus logis.
3. Cara Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan
membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang
sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada
beberapa cara sebagai berikut :
1.
Tidak mengandung prasangka
Pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang
dilakukannya.
2. Pengalaman
dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan
autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang
diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli.
Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi
hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
3. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah
pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar
bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
4. Koherensi
dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan
autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan
pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
Sedangkan
metode penalaran ada dua yaitu induktif dan deduktif, untuk lebih lengkapnya
akan di post di halaman selanjutnya .(secepatnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar