Apa itu metode ilmiah? Seiring
dengan perkembangan teknik perumusan masalah, berbagai fenomena alam dapat
dijelaskan melalui suatu metode yang disebut metode ilmiah. Metode ilmiah adalah metode yang tersusun
atas langkah-langkah yang sistematis yang digunakan untuk memecahkan masalah.
Langkah-langkah
metode ilmiah yang umum dilakukan adalah sebagai berikut ini:
Ø Menentukan dan merumuskan masalah: Langkah ini meliputi
menentukan dan merumuskan hal-hal apa saja yang perlu diselidiki dan dipelajari
untuk memperoleh jawaban. Dalam merumuskan masalah, kita perlu membuat daftar
pertanyaan. Daftar pertanyaan biasanya diawali dengan kata tanya apa,
mengapa, siapa, bagaimana, dan di mana. Contoh: mengapa
tanaman tumbuh ke arah sinar matahari?
Ø Mengumpulkan data: Mengamati dan
mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diselidiki. Contoh: tanaman
dalam pot tumbuh ke arah jendela.
Ø Membuat hipotesis: Membuat dugaan atau jawaban sementara
terhadap masalah yang diselidiki. Contoh:pertumbuhan tanaman dipengaruhi
cahaya.
Ø Melakukan eksperimen (percobaan): Percobaan dilakukan
untuk menguji kebenaran hipotesis. Biasanya, percobaan dilakukan berulang kali
sehingga dapat ditarik kesimpulan yang baik dan benar. Contoh: sepuluh
tanaman diberi perlakuan penyinaran di salah satu sisi tanaman tersebut.
Ø Menarik kesimpulan: Setelah dilakukan beberapa percobaan,
maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya.
Karakteristik Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada
karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi,
ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh
subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses
penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali
memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat
dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti
bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan
dalam table. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan
penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Umumnya terdapat empat karakteristik
penelitian ilmiah :
·
Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun
dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang
mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
·
Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima
akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung
menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran
yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
·
Empirik. Artinya suatu penelitian yang didasarkan
pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang
kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan empirik ada tiga yaitu :
a)
Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan
dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b)
Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai
dengan waktu.
c)
Hal-hal empirik tidak bisa secara
kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
·
Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah
dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil
yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar
bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah
penting bagi seorang peneliti.
Untuk dapat menggunakan metode ilmiah
dengan baik, para ilmuwan harus memiliki beberapa sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah suatu
sikap yang meliputi:
§ Rasa ingin tahu: Selalu terdorong untuk lebih banyak
ingin mengetahui. Caranya dengan membaca buku, bertanya kepada orang yang lebih
tahu, mengadakan pengamatan, dan melakukan percobaan sendiri.
§ Kejujuran: Mencatat sesuai dengan hasil pengamatan,
meskipun tidak sesuai dengan yang diharapkan.
§ Ketekunan: Tidak mudah putus asa jika hasil
percobaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak segan-segan mengulangi
percobaan.
§ Ketelitian: Tidak ceroboh, baik dalarn merencanakan,
menggunakan alat maupun bahan, mengukur, mencatat data, mengolah data, dan
dalam menarik kesimpulan.
§ Obyektivitas: Pendapat dan kesimpulan yang diarnbil
harus berdasarkan fakta yang ada, bukan berdasarkan pendapat pribadi atau orang
lain.
§ Keterbukaan: Mau bekerja sarna dengan orang lain, mau
menerima kritikan atau saran dari orang lain yang bersifat membangun, dan mau
memberikan pengalarnannya kepada orang lain.
http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2013/04/pengertian-karakteristik-dan-langkah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar