Pengertian Hipotesis.
Pengertian Hipotesis Dalam
Penelitian. Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah”
dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara
menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan
berkembangan menjadi Hipotesa.
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno
Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat
memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan
diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.
Kegunaan
Hipotesis merupakan elemen
penting dalam penelitian ilmiah, khususnyapenelitian kuantitatif. Terdapat tiga
alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
1.
Hipotesis
dapat dikatakan sebagai piranti kerja
teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk
menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari
konflik dapat dijelaskan melalui
teori mengenai konflik.
2.
Hipotesis
dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
3.
Hipotesis
adalah alat yang besar dayanya
untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuwan dapat keluar dari
dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar
atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang
menyusun dan mengujinya.
Untuk dapat
memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki
beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
§ Hipotesis
diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,
hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan
atau searah dengan tujuan penelitian.
§ Hipotesis harus
dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji
satu hipotesis secara empirs adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara
pasti variabel independen dan variabel
dependen.
§ Hipotesis
menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk
hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas
menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau
fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
§ Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang
dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam
pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
§ Hipotesis harus
dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan)
yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian,
hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan
untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak
ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi
metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan,
pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
§ Hipotesis harus
spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya.
Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya.
Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara
variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan
bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat
positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis
akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana
kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan
hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis
yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara
variabel yang akan dihipotesiskan.
§ Hipotesis harus
menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang
memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat
secara eksplisit.
Jenis/Macam Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis
Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
Ø Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan
Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara
variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok.
Ø Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut
Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat
statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran
diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini penulis
mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).
Ø Hipotesis Kerja (H1)” Pembelajaran Matematika
dengan Penerapan Model Sinektiks lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap
Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
Ø Hipotesis Nihil (H0)” Pembelajaran Matematika
dengan Penerapan Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran
matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi
Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar